Sabtu, 26 Juni 2010

Dear Diary,

Sore yang begitu indah namun tak seindah hati ku. Tiba – tiba awan begitu mendung dan rintik hujan membuyarkan hari indah sore itu. Ku lihat jam tangan yang merekat di pergelangan tangan ku. Tak terasa hari ini adalah hari yang menyedihkan buat ku. Ku pandangi setiap persimpangan jalan tak ada seorang pun yang melalui liris – liris jalan itu.
Dan kini ketika hujan datang menghampiri jalan di setiap kerikil – kerikil kecil……, begitu juga hatiku menangis melepaskan kepergian mu,kekasihku…… aku sungguh tak tau bagaimana alur cerita cintaku, aku bingung melangkah sendiri tanpa dirimu……… disetiap waktu, disetiap langkahku, aku selalu terbayang wajahmu yang selalu terpancar di hidupku………..
Aku, aku masih tak mampu bangkit kembali……….. ragaku mati terkubur bersama perginya cintamu……… diriku selalu hampa karena kau tak menemani ku………… cintaku hilang karena ego nya dirimu………. ( Menangis sambil menulis diary ku ).
Dapatkah semua nya kembali untukku…………! Adakah semuanya ku raih kembali seperti dulu………! Aku seakan seperti bunga yang mati disaat musim kemarau. Tuhan… tolong diriku karena harus berpisah dari kekasih hatiku……………………..
Setiap detik, menit, jam, hari, aku selalu terkapar sedih karena kau telah pergi… aku selalu bertanya dalam hati kecil ku, “ Bagaimana dulu aku bisa menerima mu sebagai kekasih ku ?”… sungguh aku sangat menyesali perbuatan ku. Dadaku terasa sesak karena hampa penghianatanmu merajuti hidupku. ( Bersedih sambil Membayangi foto kecil di dompetku )
Kriing…..kriiing….. kriinggg…. ….
Bunyi suara handphone ku dari dalam tas ku. ( berjalan sambil mengambil tas ).
“ Hallow……. Allow…….., ini siapa, ya ?” ( Tanyaku karena nomor baru tertera di handphone ku )
“ Hallow, juga…., ini aku………..! “ ( Sapa si penelepon )
“ y……aaaaa….. ini k…..a…..m…..u…… ?” ( Jawab aku dengan suara gugup )
“ ya, benar. Kamu masih ingat suara ku, san !
“ bagaimana kabar mu, san ?” ( Tanya si penelepon )
“ ………………………………………………. !” ( Terdiam tak seraya tak percaya )
“ Hallow,, san ? kamu koq bengong !” ( Sapa si penelepon pada san )
“ Mmmm………..aaafff, ya ! “ suara kamu gak jelas. ( Jawab San seraya pura – pura bingung )
“ Kabar aku baik. !” ( Balas San )
“ Kamu pasti bohong kan, san ?” kamu pasti sedih kan karena aku meninggalkan mu!
“ Ya…… setiap hari aku selalu sedih karena memikirkan dan merindukan mu!” ( Jawab san sambil menangis lewat Handphone )
“ Kamu nangis, san ?”. maaf kan perbuatan ku selama ini pada mu. Aku tak bermaksud menyakitimu, san.!!
“ Maksud kamu ap?” kamu mau bilang kamu tidak salah !” ( Sela san sambil menangis ).
“ Aku mau bilang dan aku mau menjelaskan semuanya padamu, san. Aku Cuma ingin kamu segera melupakan aku. Dan dengan cara ini mungkin kamu bisa melupakan aku……….
“ Maksud kamu, kamu mau bilang kamu gak sayang lagi sama ku!” ( Tanya san dengan penuh nada kesal )
“ Bukan, san. Aku sangat sayang pada mu melebihi diriku sendiri, san. Sebenarnya………………Aku tak ingin melihat kamu terus dimarahin sama orang tua mu Karena aku. Aku tak ingin melihat tangisan lagi dari air matamu, san. Karena sudah sering kamu menangis…………itu karena aku……..
“ Mengapa kamu tega meninggalkan aku.. aku disini sangat ingin bersamamu……… !” ( Jawab san sangat bersedih ).
“ Maafkan aku, san. Aku telah salah padamu karena telah meninggalkan mu. Aku harap kamu mengerti penjelasan dari aku!”. ( Sela si erik ).
“ Aku sudah mengerti atas semua itu dan aku juga sudah memaafkan mu. Dan aku harap kamu tak meninggalkan aku lagi. “
“ Terima kasih atas kebaikan dan ketulusan mu, san. Kamu adalah wanita terbaik buat ku. Semoga kamu baik – baik selalu disana. Kamu simpan ya nomor baru ku, san. God Bless Us for you forever, I love u very much my honey.
“ ya, aku akan save nomor mud an akan selalu mengingatmu. God Bless Us, too forever and I love U, too.
Sore telah berlalu dan kini malam menyambut ku kembali mengisi hari – hari dengan penantian yang panjang ku terhadap erik. Kini aku telah merasakan Tanpa ada rasa pilu dan sedih yang menyendu setiap kikisan hati dan jiwa ku. Setelah erik menelpon ku walau sebentar, namun rindu ku sedikit telah terobati saat ku mendengar suaranya lewat telepon.
Oh… Tuhan, kini aku tahu bahwa kasih-Mu sungguh seperti air. Yang selalu mengalir di setiap alur – alur hatiku yang aku rasakan di hidupku. Aku kini tekah menyadari bahwa mukjizat-Mu sungguh nyata untukku dan bagi diriku. ( Teringat akan lagu rohani “ Mukjizat itu nyata “ yang di populerkan oleh Nikita ).
Pagi kini yang merekah aku segera terbangun dari kesedihan ku hari ini. Semangatku kini sudah kembali bangkit lagi. Aku sungguh tak percaya tapi inilah kenyataannya suasana hatiku sekarang bahagia dan senyumku kembali lagi merekah di pipiku. Horeeee………………………………… aku sangat mencintaimu, kekasih ku. ( Berteriak bahagia sambil memegang handphone ku ).
Senda waktu kini terus berjalan dengan porosnya gravitasi bumi. Kini Sore adalah hari yang cerah dan sungguh menjadi hari istimewa bagiku. Deru pasir pantai itu mengitari setiap gelombang siraman air laut biru itu seperti itulah langkah cintaku pada dirinya. Aku harus selalu setia pada dirinya dan aku juga selalu menginginkannya. Dan aku takut kehilangan dirinya dan begitu juga aku takut kehilangan cintanya.
Singkat cerita, Malam yang kini bergilir seperti aliran air yang mengalir seperti suasana hatiku hari ini. ……….. ( Mengambil Diary sambil menulis )
Dear diary, ……………
Sebenarnya hatiku sangat mencintaimu dan aku ingin kau menjadi pria terakhir bagi hidupku. Dalam nya kerinduan ku ingin memeluk dirimu. Sedihnya hatiku harus berpisah jauh darimu walau itu hanya sebentar. Karena aku selalu ingin kau hadir mengisi hari – hari ku yang sunyi dan menghibur diriku di saat aku menangis dan mengobati hati ku di saat aku tersakiti. Inilah perasaanku padamu, kekasihku.
Aku harus bisa mengambil hikmat dari kejadian kemarin. Karena aku tau, Tuhan selalu menyertai hidupku. Dan aku harus menyadari, bahwa cinta itu harus penuh cobaan dan kita harus bisa melangkah dengan baik untuk menjadikan cinta itu seperti hiasan yang berharga buat hidupku.
Dulu, aku adalah wanita yang bodoh akan kekayaan dan keagungan Tuhan yang sama sekali mengacuhkan agungan Tuhan dan anugerah Tuhan. Kini, aku sadar bahwa “ CINTA “ itu adalah anugerah yang diberikan Tuhan padaku dan Tuhan telah mempertemukan kami berdua.
Tentang rasa itu aku telah mengerti dan aku juga harus mampu mempertahankan dia sebagai kekasih pertama dan terakhirku. Karena dia, hidupku menjadi berwarna dan aku juga bisa belajar untuk menghargai hidup ini. Karena Tuhan telah memberikan dia untukku………… …., Salam manisku………..
Esok mulai pagi berfajar, semalam waktu telah berlalu dengan singgasananya. Kini, aku mulai meraih hidupku yang sempat tercekam waktu yang begitu menikam jiwa dan ragaku. Sempat kemarin di pikiran aku, hanya sedikit embun yang mampu mendingan kan suasana panasnya hati ku karena di redung penghianatan akan cinta dan kepalsuan kesetiaannya pada ku.
Namun, semua mimpi suram itu mulai menjauh dari jalan hidupku di setiap remangnya malam – malam itu. …..
“ Hai, san. Lagi ngapaen lo ?” ( Sapa dinda menghamburkan lamunan san )
“ Ehmmm……mmmmmm……kamu. Aku kirain entah siapa, eh…. Ternyata kamu, din…..!” ( San terkejut akan kedatangan dinda )
“ Gimana kabar mu, san. Dan kabar “ doi “ kamu ?”
“ Kabar aku baik – baik saja. Dan………………. “ ( san menghentikan suaranya dan menangis )
“ Kamu kenapa nangis, san ?” emangnya “ dia “ kenapa? Apa kalian berdua ada masalah, san ?” ( Tanya dinda penuh penasaran sambil menatap wajah san )
“ Aku….., aku cuman rindu sama “ dia “ aja, din. Karena, sudah lama kami tidak bertemu,san. Dan hubungan kami berdua masih baik – baik saja koq.!” ( Jawab san dengan menyembunyikan masalahnya )
“ emangnya “ dia “ kemana, san ?” ( Tanya din seraya memeluk san )
“ Dia, ada urusan di kampungnya. Maklumlah, abangnya mau pesta !” ( San menyembuyikan masalah nya )
“ Btw…. Gimana dengan kabar kamu dan studi kamu, din “? ( Tanya san dengan lembut )
“ Kabar aku sekarang baik – baik saja dan juga dengan kuliah aku. “! ( Din menghamburkan badan nya ke sofa kamar san )
“ Oh…syukurlah kalau semuanya baik – baik saja. Btw …. Kamu liburan semester berapa minggu, din ?”
“ Aku liburan sampai seminggu. Emangnya kenapa ?” ( Tanya dinda kepada san ).
“ Ooh…, aku pikir sampai 1 bulan. Eeeehhhhhhh………….!
“ Btw…… gimana hubungan kamu dengan si “ Nostra “ ?” kapan kita bisa jalan – jalan lagi ( Tanya san sambil duduk disamping dinda )
“ Kami sudah bubaran, san. Dia mutusin aku karena dia bilang aku tidak pernah ngertiin dia !”
“ Apa karena kita jalan sama di Mall itu ? atau karena kami ada bersama kalian, din ? ( Tanya san penuh curiga )
“ Masalah kami tidak ada hubungan nya dengan jalan – jalan kemarin koq, san !”
“ Oooo…. Aku kirain….. ! jadi, masalahnya apa, din ?”
“ Nostra bilang selama kami pacaran, aku tidak pernah mengerti apa mau nya dan aku susah di ajak kencan, san ! ” ( Din menangis menceritakan masalahnya )
“ Kenapa begitu, din ?” padahal kan kamu selalu ngertiin apa maunya dia ! dan kalau nostra lagi pengen ketemu sama kamu, kamu pasti datang ke kost an nostra……
“ Aku juga tidak mengerti apa mau dia . Ya, sudah lah. Tidak usah di bahas lagi, san. Ehmmm…..Aku pulang dulu ya, san. “ aku mau makan dulu. Karena tadi aku belum makan.
“ Ya.. sudah.. kalau begitu kamu jangan nangis lagi ya, din !” entar kamu tambak kurus tuuhhh…!!!!! ( Tertawa sambil memukul pundak din )
“ Ya…. Kalau sudah siap makan, dan makan yang banyak biar kamu gemuk kayak aku. Heeee……….. ( Sambil keluar mengantarkan dinda ke arah pintu ).
Kulihat semuanya kini semakin sulit. Sulit untuk bisa mencintai dan untuk bisa saling mengerti pasangan setiap individu. Aku sungguh tak mengerti setiap pikiran, sifat dan kemauan para lelaki. Mereka hanya ingin menang sendiri dan sama sekali sulit untuk mengerti setiap insan wanita. ( Membuka buku Diary sambil menulis kisah nya )
Aku berpikir selama ini, kalau aku yang ada masalah dengan “ CINTA “. Padahal aku tak tau selama ini, dinda adalah sahabatku sekaligus saudara untuk ku, ternyata dia baru mengalami masalah pribadi dengan pacarnya. Aku tak tau kenapa di setiap kehidupan pasti ada masalahnya dan juga akan selalu ada jalan solusi dari setiap masalah itu.
Pagi kini berkumandang dengan ayatan sinar yang sedikit panas. Dan aku segera bangun dan merapikan segala tempat tidurku. Dan aku segera mandi.
“ Kriiing….iiinggg… ( Bunyi suara Handphone ku dengan keras )
“ Ya… hallo… ini dengan siapa ?” ( Tanya san seraya bingung melihat nomor yang keluar dari handphone nya )
“ Ya… ini dengan San. Ini dengan siapa juga,ya?” ( Balas san kepada si penelepon )
“ Ini dengan erik. Gimana kabar mu ? “ ( Tanya erik kepada san )
“ Huukkk…uukkk…. Kabar aku baik – baik saja koq…. !” ( Jawab san dengan lirih )
“ Kamu koq nangis, san ? “ ( Tanya erik )
“ Ehhhmm…. Aku tidak nangis. Aku Cuma masih ngantuk dan suara aku tiba – tiba serak…..! ( Jawab san penuh kebohongan )
“ Bagaimana kabar kamu disana, erik ?”
“ Aku baik – baik saja… !”
“ San…. Aku rindu sekali dengan kamu. Disini aku selalu memikirkan kamu dan bagaimana keadaan kamu disana !”
“ Aku juga rindu kamu, erik. Aku disini juga selalu memikirkan keadaan kamu disana ! “
“ San, kamu masih menunggu aku pulang kan dan cinta mu pun masih tetap untukku kan ?” ( Tanya Erik dengan penasaran )
“ Aku selalu menunggu kepulangan kamu dari rantau dan cintaku hanya bagimu, erik ! “
“ Syukurlah…. Hati dan kesetiaan kamu masih setia buat ku,san ! “
“ Sama – sama koq, erik !”
“ Ehmm.. sudah makan belum ? “ ( Tanya erik sangat peduli )
“ Sudah koq. Kamu sendiri ?”
“ Kalau aku sudah makan koq “
“ San…. “ ( Lirih suara erik menyapa )
“ I love U, my honey….. “ ( Sapa erik )
“ I love U, too….” ( Balas san )
“ Semoga kamu baik – baik saja ya, san. Dan semoga cinta dan kesetiaan mu masih untukku….. “
“ Terimakasih atas kepeduliaan mu, erik. Dan aku juga berharap kamu selalu cinta dan kesetiaan kamu untukku…!” ( Sela san dengan penuh kerinduan )
“ Oh ya, bagaimana keluarga disana ?” ( Tanya Erik )
“ Baik – baik saja,erik. Dan bagaimana pekerjaan kamu, erik ?”
“ Baik – baik saja… “
“ Baguslah semuanya baik – baik saja “
“ Sudah dulu ya, soalnya aku mau kerja dulu, san ! “
“ Ya, sayang “
“ GBU, My honey !”
“ GBU, too….” ( Menutup pembicataan lewat handphone )
Kini… hatiku sangat senang dan tenang karena mendengarkan suara erik dari lewat handphone. Sekarang aku mulai untuk mandi pagi. ( Bergegas menyimpan Handphone ke lemari pakaian )
Rasa inikah yang dinamakan “ CINTA “. CINTA yang memiliki seribu arti namun hanya satu makna. Sungguh inikah jalan hidup ku yang Tuhan berikan buat ku…..!!! Genggaman duri yang sedikit melukai hatiku, kini sedikit sembuh dari hidupku…… Walau luka itu masih terbekas yang tak dapat aku sembuhkan tapi, hanyalah erik yang bisa menyembuhkan luka itu. Dan memberikan warna merah kebencian di hatiku, tetapi hanya Erick yang bisa menggantikan warna itu menjadi kebahagiaan…..
Ya….. Tuhan sampai kapan berakhir semua kisah sedih yang aku alami !!! aku tak tau rencana – Mu, Tuhan…. Engkau adalah Tuhan yang selalu hadir di hati ku yang mampu menyelami setiap pikiran ku dan Engkau adalah segala Maha yang mengasihi dan Maha Tahu segalanya !!!! Aku sungguh tak mampu bertahan di setiap cobaan yang Engkau berikan, Tuhan !!!
Aku… aku…. Tau Engkau mati untuk ku ! untuk semua hamba – Mu, Tuhan… dan Engkau juga yang telah mempersiapkan segalanya bagi ku di muka bumi ini ! ya… Bapa – Ku yang Maha Kudus dan Maha Mulia…. Q yakin Engkau menyelamatkan aku dan mengeluarkan aku dari segala masalah yang telah aku hadapi !!
Aku berharap semua sepi, sedih, dan gelisah hati ku ini dapat berakhir dengan kebahagiaan yang sejati yang akan selalu mewarnai hidupku dan aku yakin dan percaya bahwa Tuhan selalu senantiasa membimbing dan menyertai langkah dan pikiran hidup ku… di setiap waktu aku akan selalu percaya kepada – Nya.. ( Melangkah keluar duduk di teras depan rumah )
Sekarang… aku akan selalu semangat dan menintih langkah yang baru ku bersama kekasih ku… kini… aku akan selalu menunggu mu di setiap waktu, dan di sepanjang hidupku, kekasihku. Walaupun kau sekarang jauh bersama ku dan tak ada disisiku namun cinta dan kesetiaan mu yang mewakili dirimu buat ku………………… dan sampai akhir hayat langkah dan hidupku, aku akan tetap mencitaimu dan aku ingin selalu menunggu cinta mu direlung hatimu… ----- SELESAI -----

Tidak ada komentar:

Posting Komentar